Rabu, 13 November 2013

RIVIEW 2 - LANDASAN TEORI


REVIEW

MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA SINERGITAS MODAL SOSIAL DAN EKONOMI

Dr. Heri Nugraha. SE. MSi

(Pendekatan Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)


Seminar MM IKOPIN, 2 Mei 2001



III.  Metode, Alat, dan Objek Penelitian

1.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan observasi melalui pendekatan deskriptif dan verifikatif.

2.  Analisis metode dilakukan dengan SWOT

3.  Analisis Kualitatif : Focus Group Discussion, Pendampingan dan pendapat ahli

4.  Objek penelitian  : Nelayan di Kabupaten Cirebon


IV.  Hasil Analisis SWOT Klaster Perikanan Cirebon

Adapun hasil perhitungan skor untuk faktor strategi Eksternal dan Internal dapat dilihat pada tabel berikut ini :




Setelah dilakukan rekapitulasi nilai faktor-faktor baik Eksternal maupun Internal, tahap berikutnya jumlah skor dari masing-masing faktor diplot kedalam Internal – Eksternal Matriks seperti berikut ini.

Nilai skor Faktor Eksternal adalah 2,4 dan nilai skor Faktor Internal adalah 2,3, kemudian

dipetakan ke dalam matriks.




Dari hasil analisis strategi yang harus dipilih dalam pengembangan klaster perikanan adalah strategi yang mengarah pada stabilitas. Hal ini sesuai dengan kondisi Hasil Tangkapan Maksimum Lestari (Maximum Sustainable Yield, MSY) yang sudah mencapai jenuh (fully exploited) untuk kawasan Pantai Utara Jawa Barat.


Strategi stabilitas ini dapat ditempuh dengan cara pengendalian (Bachrulhajat, 2004),

antara lain dengan :

a. Mengurangi jumlah nelayan misalnya dengan pola transmigrasi antar daerah atau antar pulau.

b. Mengembangkan Usaha budidaya

c. Mengembangkan Teknologi MCS (Monitoring, Controlling and Survailance), untuk kapal-kapal yang berbobot lebih dari 50 Gross Ton (GT)


Setelah menganalisis dengan matriks IFE dan EFE, kemudian memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Treaths). Analisis SWOT ini dituangkan dalam bentuk matriks SWOT yang menghasilkan 4 kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Secara ringkas gambaran dari matriks SWOT, dapat dilihat pada tabel berikut ini. 


Setelah terpilih strategi stabilitas untuk pengembangan sektor perikanan melalui model klaster, maka berikutnya adalah mengkombinasikan berbagai alternatif faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman. Terdapat 4 kombinasi Strategi Stabilitas dengan kombinasi ; SO, WO, ST dan WT.


Daftar Pustaka

Agus Supriono , Dance. Flassy, Sasli Rais.2007. Modal Sosial: Definisi, Demensi, dan Tipologi. Jakarta: MR-United Press.

Bachrulhajat Koswara, dkk. 2004. Mengurangi Tekanan Penangkapan (Overfishing) Melalui Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Skala Kecil Di Daerah Padat Tangkap (Kasus Pantai Utara Jawa Barat). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.


2009. Bioeconomic Analysis of Fisheries (Edisi Bahasa Indonesia). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung.


Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Barat 2007. Rencana Arah Pengembangan Bisnis Kelautan Jawa Barat.


Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.


Burt. R.S. 1992. Excerpt from The Sosial Structure of Competition, in Structure Holes: The Social Structure of Competition. Cambridge, MA and London: Harvard University. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.


Coleman, J. 1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard University Press.


Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat. 2009. Laporan Tahunan, Tahun 2008




Fukuyama 2000. Social Capital and Civil Society. International Monetary Fund Working Paper, WP/00/74, 1-8. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.


Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, Marine and Fisheries Figure 2009.


Porter, Michael E. 1998. Clusters and the New Economics of Competition. Harvard BusinessReview;Boston,Nov/Dec 1998.


Sung cho, Dong, Chang moon, Hwy. 2000. From Adam Smith to Michael Porter,Evolution of Competitiveness Theory, Asia Pacific Business Series Vol 2. World Scientific Publishing. Singapore Co. Pie. Ltd.


Tajerin. 2007. Peranan Teknologi Dalam Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi Antar Daerah Pesisir Di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol 12. No. 1. Hal. 179-194




Nama  : Bunga Ika Sari

NPM    : 21212527

Kelas   : 2EB09

RIVIEW 1 - PENDAHULUAN


REVIEW

MODEL KOPERASI YANG BERBASIS PADA SINERGITAS MODAL SOSIAL DAN EKONOMI

Dr. Heri Nugraha. SE. MSi

(Pendekatan Klaster Perikanan di Kabupaten Cirebon)

 

Seminar MM IKOPIN, 2 Mei 2001

 

ABSTRAK

            Dualisme organisasi koperasi sebagai organisasi perusahaan dan organisasi sosial, menimbulkan dampak bayes interpretation (ineterpretasi semu) terhadap pemahaman dan implementasi berkoperasi. Hal ini ditunjukkan oleh data dari kementerian KUMKM jumlah koperasi sampai dengan Mei tahun 2010 adalah sebanyak 106.595 unit namun dari jumlah sebanyak itu pemerintah melalui kementerian KUMKM mempunyai target untuk menurunkan 70% yakni koperasi-koperasi yang tidak produktif atau koperasi yang produktivitasnya rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah koperasi yang berkualitas sangat kecil yakni sekitar 30% atau hanya sebanyak 31.979 unit koperasi di seluruh Indonesia.

 

 

I.          Latar Belakang

Sistem perekonomian Indonesia, harus berubah mengikuti perkembangan jaman di mana perekonomian kita dituntut untuk berubah. Seperti pernah dikemukakan oleh Widjojo Nitisastro.dalam buku The Socio-Economic Basis of the Indonesian State (1959), bahwa sistem politik akan mewarnai sistem sosial dan sistem ekonomi Indonesia. Menurut A. Hanel (1989) yaitu Koperasi sebagai sebuah Organisasi Sosio – Ekonomi. Terkadang koperasi seperti sebuah organisasi nirlaba atau bahkan sering dipakai sebagai sebuah alat politik untuk mencapai kepentingan-kepentingan politik. Padahal sudah jelas bahwa koperasi adalah sebuah organisasi perusahaan yang berorientasi pada laba. Hal ini ditunjukkan oleh data dari kementerian KUMKM jumlah koperasi sampai dengan Mei tahun 2010 adalah sebanyak 106.595 unit namun dari jumlah sebanyak itu pemerintah melalui kementerian KUMKM mempunyai target untuk menurunkan 70% yakni koperasi-koperasi yang tidak produktif atau koperasi yang produktivitasnya rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah koperasi yang berkualitas sangat kecil yakni sekitar 30% atau hanya sebanyak 31.979 unit koperasi di seluruh Indonesia.

 

II.               Pendekatan Masalah

 

1. Konsep Koperasi Sebagai Organisasi Sosio Ekonomi

Menurut Hanel (1989) suatu organisasi kerjasama ekonomi dapat disebut koperasi, apabila memenuhi kriteria-kriteria pokok sebagai berikut :

a. Kelompok koperasi (Cooperative Group).

b. Swadaya koperasi (Self Help Cooperative).

c. Perusahaan koperasi/unit usaha koperasi (Cooperative Enterprise)

d. Mempromosikan anggota (Members Promotion)

 

Komponen-komponen organisasi koperasi adalah hubungan antara anggota-anggota perorangan, kegiatan-kegiatan ekonomi anggota, kelompok koperasi, perusahaan koperasi dan organisasi koperasi.

 

2. Konsep Kluster M Porter dan Dong Sung Cho

Strategi yang dilakukan untuk peningkatan produktivitas adalah dengan pendekatan klaster. Menurut Porter (1998), klaster merupakan konsentrasi geografis perusahaan dan institusi yang saling berhubungan pada sektor tertentu. Ada 4 faktor yang saling terkait yaitu : (1) Kondisi Faktor (Input), (2) Kondisi Permintaan, (3) Strategi perusahaan, struktur dan persaingan dan (4) Industri terkait dan pendukung.

 
Dong Sung Cho (2000), melengkapi teori Porter tentang model daya saing berlian (diamond), Cho merumuskan sebuah model yang pada prinsipnya melengkapi model Porter




Ada empat faktor yang ditambahkan oleh Dong-Sung Cho untuk melengkapi model Porter, ke empat faktor tersebut merupakan faktor manusia (Human Factor) , yang terdiri dari : (1) Pekerja (workers), (2) Politik dan Birokrat (3) Profesional dan (4) Wirausaha.

 

3. Konsep Modal Sosial dan Ekonomi

Sistem perekonomian didominasi oleh peranan human capital, yaitu pengetahuan dan ketrampilan manusia. Bourdieu (1986) mengemukakan bahwa modal bukan hanya sekedar alatalat produksi, akan tetapi memiliki pengertian yang lebih luas dan dapat diklasifikasikan kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

(a) modal ekonomi (economic capital), kepemilikan alat-alat produksi.

(b) modal kultural (cultural capital), kualifikasi pendidikan.

(c) modal sosial (social capital), kewajiban - kewajiban sosial.

 

Modal sosial (social capital) adalah sebagai kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama, demi mencapai tujuan-tujuan bersama, di dalam berbagai kelompok dan organisasi (Coleman, 1999). Sedangkan menurut Burt (1992) , modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan hubungan satu sama lain dan selanjutnya menjadi kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain. Fukuyama (2000) mendifinisikan, modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. Dengan demikian modal social merupakan suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan, norma-norma, dan kepercayaan sosial yang memungkinkan efisien dan efektifnya koordinasi dan kerjasama untuk keuntungan dan kebajikan bersama.

 

Sedangkan modal sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu darinya. Modal social dibutuhkan untuk menciptakan jenis komunitas moral yang tidak bisa diperoleh seperti dalam kasus bentuk- bentuk human capital.

 

Daftar Pustaka

Agus Supriono , Dance. Flassy, Sasli Rais.2007. Modal Sosial: Definisi, Demensi, dan Tipologi. Jakarta: MR-United Press.

Bachrulhajat Koswara, dkk. 2004. Mengurangi Tekanan Penangkapan (Overfishing) Melalui Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Skala Kecil Di Daerah Padat Tangkap (Kasus Pantai Utara Jawa Barat). Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung.

 

2009. Bioeconomic Analysis of Fisheries (Edisi Bahasa Indonesia). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Bandung.

 

Badan Perencanaan Daerah Propinsi Jawa Barat 2007. Rencana Arah Pengembangan Bisnis Kelautan Jawa Barat.

 

Bourdieu, P. 1986. The Form of Capital. In J. Richardson (Ed). Handbook of Theory and Research for Sociology of Education. New York: Greenwood Press.

 

Burt. R.S. 1992. Excerpt from The Sosial Structure of Competition, in Structure Holes: The Social Structure of Competition. Cambridge, MA and London: Harvard University. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.

 

Coleman, J. 1999. Social Capital in the Creation of Human Capital. Cambridge Mass: Harvard University Press.

 

Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat. 2009. Laporan Tahunan, Tahun 2008

 

Fukuyama 2000. Social Capital and Civil Society. International Monetary Fund Working Paper, WP/00/74, 1-8. In Elinor Ostrom and T.K. Ahn. 2003. Foundation of Social Capital. Massachusetts: Edward Elgar Publishing Limited.

 

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. 2009. Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, Marine and Fisheries Figure 2009.

 

Porter, Michael E. 1998. Clusters and the New Economics of Competition. Harvard BusinessReview;Boston,Nov/Dec 1998.

 

Sung cho, Dong, Chang moon, Hwy. 2000. From Adam Smith to Michael Porter,Evolution of Competitiveness Theory, Asia Pacific Business Series Vol 2. World Scientific Publishing. Singapore Co. Pie. Ltd.

 

Tajerin. 2007. Peranan Teknologi Dalam Konvergensi Pertumbuhan Ekonomi Antar Daerah Pesisir Di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan,Vol 12. No. 1. Hal. 179-194

 

Nama  : Bunga Ika Sari

NPM    : 21212527

Kelas   : 2EB09